Misteri Kebahagiaan

Malam sudah larut, sebelum tidur tadi Hana meminta saya menyanyi.
Hampir satu jam Hana ketawa cekikikan sampai mamahnya ikutan ketawa
melihat Hana ketawa. Begitulah kebahagiaan yang saya alami sama
seperti halnya kebahagiaan yang anda alami sekarang ini bersama
keluarga anda yang tercinta.

Keluarga adalah sesuatu yang didambakan oleh setiap manusia. Keluarga
juga dipandang sakral oleh semua agama. Tetapi hidup berumah tangga
itu sendiri merupakan misteri dari kebahagiaan. Ada orang yang hidup
dengan amat sangat sederhana, tetapi mereka merasakan kebahagiaan yang
prima dalam kehidupan rumah tangganya. Sebaliknya ada orang yang
memiliki kelengkapan fasilitas hidup, sandang pangan papan, hiburan,
kendaraan, uang, perhiasan dan sebagainya, tetapi mereka tidak
menemukan yang di dambakan, sebaliknya, semua kelengkapan materi itu
justeru tak bermakna apa-apa.

Pernikahan adalah suci, sunnah Rasul dan ibadah. Oleh karena itu
setiap muslim seyogyanya menikah secara Islam, berumah tangga secara
Islam dan hidup secara Islam. Perselisihan dalam rumah tangga adalah
sesuatu yang manusiawi belaka dalam al Qur’an menganjurkan untuk
selalu islah, memperbaiki diri, dan memilih jalan yang terbaik.

Wassalam,
Agussyafii

Sekali Lagi Soal Jilbab

Hampir tidak ragu lagi, mispersepsi dan distorsi terhadap Islam masih kuat
menghinggapi pandangan Barat. Peristiwa kekerasan dan bahkan terorisme yang
terjadi sejak 11 September 2001 hanya menambah mispersepsi dan distorsi itu.
Meski pada saat yang sama juga terjadi peningkatan berbagai forum pertemuan
serta dialog antarperadaban, khususnya Islam dan Barat, mispersepsi dan
distorsi pun masih bertahan terhadap Islam dan kaum Muslim.

Contoh paling akhir adalah ketika saya menjadi salah satu pemakalah dalam
konferensi ‘Islam, Demokrasi, dan Kebebasan Media: Tantangan dan Perspektif
bagi Indonesia dan Jerman pada Awal Abad ke-21′, awal Maret lalu di Jakarta.
Dalam sesi tanya jawab, seorang peserta dari Jerman melihat pemakaian jilbab
atau hijab yang semakin meluas di kalangan perempuan Muslim merupakan
indikasi berlanjutnya ketidakadilan gender. Bahkan, penindasan terhadap kaum
perempuan dalam masyarakat Muslim.

Persepsi semacam itu cukup tipikal di masyarakat Barat. Perdebatan di Dunia
Barat–seperti di Prancis–tentang hijab juga melibatkan persepsi yang
distortif tentang hijab; ia merupakan pertanda ketidakadilan dan penindasan
terhadap perempuan Muslimah dalam masyarakat Muslim, mulai dari Maroko di
Afrika Utara sampai Merauke di nusantara.

Meningkatnya penggunaan hijab atau jilbab yang hampir merata di dunia
Muslim, dalam perspektif masyarakat Barat, tidak hanya berkaitan dengan
peningkatan semangat keislaman. Akan tetapi, lebih jauh lagi merupakan
indikasi ‘terjelas’ dari kebangkitan Islam politik. Dan, jika sudah
berbicara tentang Islam politik, rasa terancam pun kian meningkat di
kalangan masyarakat Barat. Sebab, mereka merasa bakal menjadi target
selanjutnya. Mereka cemas bahwa sistem politik, ekonomi, dan budaya yang
selama ini banyak bersumber dari Barat juga menjadi target untuk digantikan
dengan sistem yang menurut mereka fundamentalis.

Ketakutan pada hijab atau jilbab mungkin bermula dari penggambarannya yang
mulai menyeruak imajinasi Barat. Hal ini berbarengan dengan keberhasilan
revolusi Ayatullah Khomeini pada 1979 yang menumbangkan dominasi dan
hegemoni Amerika Serikat pada masa Syah Iran, Reza Pahlevi. Apa yang tampil
ke publik Barat adalah hijab tipikal Iran yang umumnya berwarna hitam atau
berwarna gelap. Bahkan, belakangan juga berwarna putih. Hijab model ini
biasanya menjuntai dan menutupi hampir seluruh bagian tubuh perempuan.
Bahkan, disertai penutup seluruh wajah yang hanya menyisakan sedikit ruang
untuk melihat bagi yang empunya diri.

Hijab seperti ini boleh disebut sebagai hijab ‘ideologis’. Maksudnya, hijab
yang bertitik tolak dari pandangan dan pretensi religio-politik Islam
tertentu. Dalam hal ini, hijab tidak hanya dipandang sebagai penutup rambut
yang dianggap aurat perempuan hingga perlu ditutupi dari pandangan orang
lain, khususnya bukan yang muhrim.

Tetapi jelas, bentuk dan model hijab atau jilbab juga tidaklah seragam.
Kebanyakan hijab atau jilbab lebih mencerminkan sikap yang lebih tawadhu
(modest) dari para pemakainya. Bahkan, jilbab tidak lagi menampilkan bentuk
dan model yang dapat mengundang pertanyaan, keanehan, dan ketakutan orang
yang melihatnya. Jilbab model itulah yang dikenakan sebagian besar Muslimah
Asia Tenggara; menutupi rambut, leher, dan dada dengan bahan warna-warni
yang fashionable. Jelas, jilbab semacam ini dan para pemakainya tidaklah
berangkat dari ideologi religius-politis.

Dilihat dari keanekaragaman bentuk dan mode jilbab, terlalu simplistis kalau
pemakaian hijab dan jilbab secara keseluruhan dipandang sebagai ekspresi
kebangkitan Islam politik. Dan, juga simplistis untuk menganggap pemakaian
hijab atau jilbab itu sebagai cerminan ketidakadilan gender dan
ketertindasan perempuan dalam masyarakat Muslim. Karena jelas, pemakaian
hijab atau jilbab yang tidak didasari pretensi religio-politik, lebih
berdasarkan kesadaran untuk tampil secara lebih Islami atau sebagai upaya
untuk lebih saleh; tidak yang lain-lain.

Dalam konteks itu, memang masih banyak yang harus dilakukan kaum Muslimin,
terutama mereka yang bisa berbicara dalam bahasa yang dipahami masyarakat
Barat, untuk menjelaskan berbagai hal tentang Islam dan kaum Muslim,
termasuk soal hijab dan jilbab. Penjelasan tersebut tidak akan efektif bila
didasari sikap konfrontatif. Sebaliknya, harus dengan cara persuasif, tetapi
tegas dengan bukti-bukti dan argumentasi yang bisa memupus mispersepsi dan
distorsi tersebut.

(Azyumardi Azra )

Apa sih Prinsip Dasar Perkawinan Itu?

Prinsip-prinsip dasar perkawinan harus diketahui oleh mereka yang
sudah mempersiapkan diri dalam jenjang pernikahan, bagi yang belum
mempelajarinya juga tidak ada salahnya dan bagi yang sudah menikah
akan membuat semakin kokoh perkawinannya. Prinsip itu adalah:

a. Dalam memilih calon suami/isteri, faktor agama dan akhlak calon
pasangan harus menjadi pertimbangan pertama sebelum keturunan, rupa
dan harta, sebagaimana diajarkan oleh Rasul.

“Wanita itu dinikahi karena empat pertimbangan, kekayaannya, nasabnya,
kecantikannya dan agamanya. Pilihlah wanita yang beragama niscaya
kalian beruntung.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

“Pilihlah gen bibit keturunanmu, karena darah (kualitas manusia) itu
menurun.” (H.R. Ibnu Majah)

b. Bahwa nikah atau hidup berumah tangga itu merupakan sunnah Rasul
bagi yang sudah mampu. Dalam kehidupan berumah tangga terkandung
banyak sekali keutamaan yang bernilai ibadah, menyangkut aktualisasi
diri sebagai suami/isteri, sebagai ayah/ibu dan sebagainya. Bagi yang
belum mampu disuruh bersabar dan berpuasa, tetapi jika dorongan nikah
sudah tidak terkendali padahal ekonomi belum siap, sementara ia takut
terjerumus pada perzinaan, maka agama menyuruh agar ia menikah saja,
Insya Allah rizki akan datang kepada orang yang memiliki semangat
menghindari dosa, entah dari mana datangnya (min haitsu la yahtasib).

Nabi bersabda:
“Wahai pemuda, barang siapa diantara kalian sudah mampu untuk menikah
nikahlah, karena nikah itu dapat mengendalikan mata (yang jalang) dan
memelihara kesucian kehormatan (dari berzina), dan barang siapa yang
belum siap, hendaknya ia berpuasa, karena puasa bisa menjadi obat
(dari dorongan nafsu).” (H.R. Bukhari Muslim)

“Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak nikah diantara hamba-hamba sahayamu yang laki
dan yang perempuan. Jika mereka fakir, Allah akan memampukan mereka
dengan karunia Nya. Allah Maha Luas (pemberiannya) lagi Maha
Mengetahui.” (Surat al Nur, 32)

Wassalam,
Agussyafii

Manusia Luar Angkasa

 Assalamu’alaikum Wr. Wb

Ustadz saya mau tanya, bagaimana pandangan Islam tentang alien, apakah Allah swt menciptakan makhluk hidup di luar bumi?

Windoang

Jawaban

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kalau yang anda tanyakan keberadaan makhlukhidup yang ghaib, tentu saja makhluk hidup pasti ada di luar bumi ini. Mereka adalah malaikat, jin, syetan, bahkan ada orang-orang yang hidup di sisi Allah seperti nabi Isa ‘alaihssalam dan juga para syuhada’.

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS. Ali Imran: 169)

Tapi kalau kalau pertanyaannya, adakah di luar bumi ini makhluk hidup secara biologis, seperti manusia, hewan dan tumbuhan yang kita kenal, maka jawabannya belum jelas sampai hari ini.

Yang pasti sampai hari ini masih belum ada bukti, semua masih berupa teori. Para ahli masih berdebat tentang teori kehidupan secara biologis.

Bumi Planet Pilihan Allah Buat Adam

Namun rasanya bumi ini memang tempat yang paling tepat buat makhluk hidup seperti kita manusia ini. Juga buat hewan dan tumbuhan tentunya.

Bahkan di dalam Al-Quran Allah SWT telah memilih planet bumi sebagai tempat kehidupan nabi Adamdan umat manusia.

Allah berfirman, “Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan. Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.” (QS. Al-A’raf: 24)

Kata mustaqar bermakna tempat kediaman.Sementara di alam semesta ini ada triliunan planet dan jutaan di antaranya dengan Bumi.Tetap saja sampai sekarang belum ditemukan kehidupan dari angkasa luar. Langit yang hitam kelam itu ternyata senyap.

Ayat di atas dengan sempurnanya menjelaskan bahwa sejak awal kehidupannya manusia memang diciptakan di planet ini, selama hidup juga di sini, dan akhirnya mati serta kebangkitannya juga bakal terjadi di Bumi. Tidak ada planet sesempurna bumi ini yang bisa digunakan sebagai tempat hidup makhluk seperti manusia, selama jutaan tahun. Bahkan sampai rusaknya atau kiamatnya Bumi ini. Kemudian masih diteruskan sampai datangnya hari berbangkit.

Jadi belum rasanya belum ada tanda-tanda atauisyarat ilmiyah tentang adanya kehidupan umat manusia di luar bumi, setidaknya sampai hari ini.

Kenapa Bumi Yang Dipilih?

Untuk bisa didiami oleh manusia dan makhluk hidup biologis lainnya, ternyata bumi ini memang benar-benar telahdipilih Allah SWT. Rupanya ada sekian banyak persyaratan mendasar yang tidak dimiliki oleh trilyunan planet lain. Kita tahu sekarang ini setelah kita agak sedikit melek teknologi, itu pun sebenarnya merupakan ilmu yang datang dari Allah SWT juga.

1. Punya Daratan

Ada beberapa planet besar dalam tata surya kita, seperti planet Yupiter,
Saturnus dan Uranus. Tapi sayangnya ketiga planet itu tidak memiliki daratan, semuanya gas. Tentu saja tidak mungkin dihuni oleh manusia. Karena tidak ada tempat berpijak.

Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa manusia ditempatkan oleh Allah SWT di daratan dan juga lautan.

Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan dan di lautan. (QS. Yunus: 22)

2. Suhu Yang Cocok

Bumi punya sistem pemanasan dan pendingan otomatis yang sangat canggih, sehingga tidak membeku atau memanas secara ekstim, meski kerjanya keliling matahari.

Bandingkan dengan pluto yang baru saja dipecat dari keluarga planet tata suryayang suhunya yang sangat rendah, sekitar minus 328 derajat Celsius. Dengan suhu ‘sesejuk’ ini, dijamin tidak ada makhluk hidup yang bisa tinggal di planet dengan daratan seperti itu.

Atau sebaliknya, daratan di planet Mercurius. Planet ini sangat dekat dengan matahari, sehingga suhunya sangat tinggi, bisa melelehkan logam Timbal. Tentu saja, tidak adamanusia atau hewan yangakan tahan tinggal di planet ini.

Konon satu wajah dari planet ini selalu menghadap matahari dan wajah lainnya selalu membelakanginya. Di bagian yang tidak pernah disinari matahari, daratan Mercuriusmembeku.Dan yang terus menerus menghadap matahari, suhunya menjadi sangat ekstrim.

3. Bumi Punya Air dan Sistem Penjernihannya

Allah SWT menyebutkan bahwa Dia menciptakan kehidupan dariair, sebagaimana firman-nya berikut ini:

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatumenjadi hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al-Anbiya’: 30)

Allah SWT tidak hanya menurunkan air di muka Bumi, tetapi juga mempertahankan keseimbangan mekanisme yang ada di dalamnya. Dalam hal penyediaan air bersih misalnya, Bumi diberiAllah SWT mekanisme penyulingan air yang sangat mengagumkan. Tidak kurang dari 400 miliar ton air disirkulasi setiap tahunnya.

Air dari seluruh daratan Bumi mengalir ke lautan. Berkumpullah air kotor dari seluruh aktifitas makhluk hidup daratan. Di lautan itu terjadi berbagai proses biokimiawi dari ekosistem laut untuk diberisihkan kembali.

Dalam waktu yang bersamaan air samudera itu diuapkan oleh panas matahari menjadi awan. Maka terjadilah penyulingan air laut besar-besaran sepanjang tahun.

Awan itu kemudian digiring ke wilayah-wilayah yang membutuhkan air bersih di seluruh permukaan Bumi, dan turun sebagai hujan. Maha suci Allah. Sungguh besar energi yang terlibat dalam proses penyulingan dan pendistribusian ratusan miliar ton air itu.

Dan air dalam jumlah yang cukup itu sampai hari ini hanya ada di bumi, di planet lain memang ada asumsi ditemukannya air, tetapi jumlah, kandungan dan keadaannya masih menjadi perdebatan.

Sementara bumi kita ini sangat berkelimpahan dengan air. Sekitar 2/3 permukaannya ditutupi oleh air. Sebuah kondisi yang tidak terjadi pada ‘saudara-saudara’ Bumi di tata surya ini. Kalau pun di planet lain ada air, maka air di planet yang jauh dari matahari membeku, sedangkan yang dekat matahari airnya malah mendidih dan menguap.

Asal Muasal Air

Menurut para ahli di masa kini, asal muasalkeberadaan air itu sebenarnya bukan terbentuk di permukaan Bumi, melainkan datang dari luar angkasa.Air yang sedemikian banyak itu memerlukan proses ledakan raksasa yang bisa membahayakan Bumi. Reaksi Hidrogen dengan Oksigen dalam tekanan yang sangat tinggimenimbulkan energi panas yang luar biasa dahsyatnya dan menyemburkan apilalu menghasilkan H2O alias air.

Beberapa ahli berpendapat ledakan ini bukan di bumi tapidi luar angkasa. Lalu diturunkan oleh Allah SWT ke bumi dalam bentuk bongkahan-bongkahan es membeku seperti komet yang menyerbu Bumi. Dan air kiriman itu sengaja dipertahankan menetap di Bumi. Kalau kita hubungkan teori ini dengan salah satu firman Allah SWT, mungkin ada benarnya.

Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (QS. Al-Mu’minuun: 18)

4. Bumi Punya Atap Pelindung Buat Penghuninya

Angkasa luar itu ternyata ganas dan mematikan. Setidaknya yang kita tahu ada dua ancaman, pertama tabrakan benda angkasa (meteorit) dan kedua adalah ancaman dari sinar matahari.

Di langitternayta banyak bertebaranbendaangkasa, mulai dari yang kecil sampai yang sebesar gunung. Setiap saatbenda-benda itu melintasi suatu planet dan tertarik grafitasinya. Sehingga planet itu dihujani benda-benda itu dan menimbulkan ledakah dahsyat, bahkan tidak jarang akhirnyahancur berkeping-keping. Lihatlah wajah permukaan bulan kita yang bopeng dengan serbuan meteorit.

Sinar matahari apalagi badai matahari akan membuat semua makhluk hidup mati seketika. Di mana kita berada, kalau dekat dengan matahari selalu ada resiko kematian.

Maka diperlukan sebuah atapyang melindungi makhluk hidup dari serbuan meteorit dandan jugacahaya yang mematikan itu. Dan atap itudimiliki oleh bumi kita tercinta hasil pemberian Allah SWT. Atmosfer kita initernyata berfungsi sebagai atap yang melindungi dari cahaya maut matahari.

Lapisan Ozon di bagian atas atmosferberfungsi untuk melindungi makhluk hidup di planet ini dari serbuan sinar matahari yang mematikan yaitu sinar ultraviolet. Lapisan magnetosfernya melindungi dari pancaran gelombang elektromagnetik dari angkasa luar.Atmosfer yang setebal 1000 km ini benar-benar suatu desain atap planet yang menyelimuti bumi. Sungguh aneh dan luar biasabermanfaat buat kehidupan di dalamnya.

Maha benarlah Allah SWT ketika berfirman:

Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara , sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda yang terdapat padanya. (QS. Al-Anbiya’: 32)

5. Bumi Punya Udara

Ciri khas makhluk hidup adalah bernafas. Manusia dan hewan butuh Oksigen dan tumbuhan butuh Karbondiksida. Di Bumi, keduanyatersedia dalam jumlah yang seimbang.

Atmosfer kitamengandung oksigen dalam kadar yang pas sekali. Tidak terlalu banyak, dan tidak terlalu sedikit. Jumlahnya sekitar 21% dari udara yang tersedia. Yang terbanyak adalah Nitrogen, yaitu sekitar 78 persen. Selebihnya adalah gas karbon dioksida, dan sejumlah kecil gas-gas lainnya.

Kadar oksigen ini, anehnya bertahan sekitar 21 persen sesuai dengan kebutuhan kehidupan makhluk Bumi. Jika kurang dari itu, akan menyebabkan problem pernafasan. Sebaliknya, kalau melebihi secara radikal bakal menyebabkan proses oksidasi di muka Bumi berjalan tidak terkendali. Di antaranya, tingkat kebakaran dan kekeroposan logam-logam bakal melonjak secara dramatis.

6. Bumi Punya Gunung dan Lembah

Untuk terjadinya siang dan malam, Allah SWT memutar Bumi pada porosnya seperti gasing. Kalau dihitung-hitung putaran semu buat penghuni bumi, kecepatannya mencapai 40.000km/24 jam atau sama dengan 1.666 km/jam. Lebih cepat dari pesawat jet komersial.

Dan menurut para ahli, perputaran permukaan bum itutelah menyebabkan timbulnya angin kencang di atmosfernya. Lantas kenapa itu tidak menyebabkan angin badai? Karena angin itu dihalangi dan diperlambat oleh permukaan Bumi yang tinggi rendah berbentuk gunung dan lembah.

Dalam waktu yang bersamaan juga dipengaruhi oleh perubahan tekanan udara di berbagai wilayah Bumi akibat sumbu rotasi Bumi yang miring 23, 5 derajat.

Maka sekilas kalah kita baca ayat berikut ini, kita akan sadar bahwa bumi ini memang diciptakan untuk manusia dan makhluk hidup.

Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An Naml: 88 )

7. Bumi Mempunyai Pabrik Makanan Buat Makhluk Hidup

Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Quran:

Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 22 )

Planet Bumi ini secara sistemik bisa memproduksi dan menyediakan berbagai kebutuhan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya. Berbagai macam tanaman dan pepohonan menghasilkan buah-buahan, sayuran, umbi-umbian, biji-bijian, dan beraneka ragam kebutuhan manusia. Darinyalah kita memperoleh sumber karbohidrat, protein dan lemak nabati.

Di sisi lain Allah menyediakan berbagai macam hewan dan binatang ternak.
Mulai dari berbagai jenis ikan yang hidup di perairan dan samudera,
binatang-binatang yang hidup di daratan, sampai pada beragam unggas yang beterbangan. Semuanya memberikan ragam makanan hewani.

Dan anehnya, mereka memiliki mekanisme otomatis untuk bereproduksi secara berkelanjutan. Kecuali, manusia sudah merusak tatanan keseimbangan ekosistem yang ada. Maka rusaklah mekanisme alamiah itu. Dan rusak pula sumber-sumber makanan kita.

Kesimpulan

Sementara ini kalau kita renungkan, rasanya bumi ini adalah tempat yang paling layak untuk dihuni oleh berbagai makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan.

Planet lain meski banyak memiliki kemiripan, tapi tidak ada satu pun yang memenuhi kriteria layak untuk dihuni. Demikian kesimpulan para ilmuwan dan rasanya Al-Quran pun memang selalu menyebutkan bumi untuk tempat tinggal manusia.

Akan tetapi semua itu tidak lantas menutup kemungkinan adanya alien atau makhluk lain yang bisa hidup di luar sana. Tetapi sampai hari ini temuan ilmiyah dan isyarat yang ada di dalam Al-Quran belum menunjukkan tanda-tanda keberadaan alien berupa manusia atau makhluk hidup cerdas lainnya.

Ahmad Sarwat, Lc

http://www.eramuslim.com/ustadz/fqk/8103205805-manusia-luar-angkasa.htm